Sektor konstruksi menjadi salah satu sektor dengan tingkat risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan dalam pengerjaan proyek melibatkan penggunaan alat-alat berat seperti excavator, bulldozer, maupun crane. Penggunaan alat berat tersebut tentu harus mengikuti prosedur yang berlaku. Selain itu, pemilik sektor konstruksi harus melakukan perawatan teknologi dan alat yang digunakan secara rutin. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya gangguan kerusakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan saat bekerja.
Pentingnya Implementasi ISO 45001 di Sektor Konstruksi
Lokasi proyek konstruksi menjadi salah satu lokasi paling berbahaya di dunia. Menurut Laporan The United Nations International Labour Organisation bahwa setiap tahun sekitar 2,8 juta kematian pekerja terjadi di seluruh dunia, termasuk 6.500 kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan 1.000 kematian akibat kecelakaan kerja.
Implementasi ISO 45001 pada perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi sangat penting karena standar ini membantu sektor konstruksi dalam memastikan bahwa lokasi proyek telah memenuhi persyaratan peraturan terkait kesehatan dan keselamatan kerja yang efisien. Selain itu, umumnya konstruksi mempunyai lingkungan kerja yang dinamis sehingga sektor konstruksi harus mampu memprediksi dan mengidentifikasi risiko secara akurat melalui sistem manajemen yang efektif, seperti ISO 45001. Dengan menerapkan standar ISO 45001 Perusahaan dapat memastikan telah mengadopsi protokol manajemen risiko yang sesuai serta menjalankan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan.
Baca juga : 8 Fungsi Penting Konsultan Jasa Konstruksi
Elemen Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi ISO 45001
ISO 45001 terdiri dari 10 klausul, dimana salah satu klausulnya adalah klausul 9 yang berisi persyaratan tentang evaluasi kerja. Dalam klausul tersebut dijelaskan sejumlah elemen yang dapat digunakan untuk memantau, mengukur, menganalisis, dan mengevaluasi kinerja K3, diantaranya:
1.Apa yang perlu dipantau dan diukur:
- sejauh mana persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya dipenuhi;
- kegiatan dan operasional yang terkait bahaya, risiko, dan peluang yang teridentifikasi;
- kemajuan pencapaian sasaran perusahaan K3;
- efektivitas operasional dan pengendalian lainnya
2. Metode untuk pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi yang diperlukan untuk memastikan hasil yang sah;
3. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja K3, dan indikator yang sesuai;
4. Kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan;
5. Kapan hasil dari pemantauan dan pengukuran harus dianalisa dan dievaluasi.
Baca juga : Memahami Layanan Jasa Konstruksi Bangunan Dan Prosesnya
PT. Konsultan Katiga Indonesia merupakan perusahaan konsultan terpercaya, kami siap membantu Anda dalam memenuhi kebutuhan terkait SBU konstruksi, kami berkomitmen dalam memberikan pelayanan terbaik sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Silahkan diskusikan kebutuhan Anda bersama tim terbaik kami!